Share

Takengon- Langit subuh masih gelap, namun Masjid Baitul Iman di Kampung Kebet, Kecamatan Bebesen, sudah dipenuhi cahaya dan kehangatan. Suara azan berkumandang, memanggil jamaah untuk menunaikan ibadah, bukan hanya shalat, tetapi juga sebuah misi yang besar. Di tengah barisan jamaah yang khusyuk, tampak Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga.

Kehadirannya bukan sekadar formalitas, melainkan wujud komitmen nyata terhadap visi yang ia gaungkan, menjadikan masjid bukan hanya sebatas bangunan fisik yang megah, tetapi sebuah pusat kebaikan sosial yang hidup dan peduli.

Bupati Haili Yoga, dengan sorot mata penuh harapan, memulai sambutannya. “Masjid itu lebih dari sekadar tempat shalat. Ini adalah rumah Allah yang harus menjadi rumah bagi semua umat,” ujarnya, suaranya tenang namun penuh makna. Seringkali kita terpaku pada keindahan arsitektur dan kemewahan interior masjid. Kita sibuk membangun fisiknya, namun lupa bahwa esensi utamanya adalah membangun jiwa dan kepedulian di dalamnya.

Visinya bersama Wakil Bupati Muchsin Hasan tak muluk-muluk, melainkan sebuah ajakan yang menyentuh hati. Masjid, menurutnya, harus menjadi titik temu antara yang mampu dengan yang membutuhkan. Ia harus menjadi jembatan yang menghubungkan hati orang-orang kaya dengan kesedihan dan kesulitan kaum yatim serta fakir miskin.

“Mari kita jadikan masjid sebagai tempat di mana kepedulian itu tumbuh, di mana kebersamaan itu bersemi,” lanjutnya, sembari menunjuk ke arah jamaah yang memenuhi setiap sudut masjid.

Kegiatan Safari Subuh Rabu Berkah adalah manifestasi dari gagasan tersebut. Ini bukan hanya tentang shalat berjamaah, tetapi juga tentang gotong royong, tentang berbagi, dan tentang menggerakkan hati nurani.

Acara Safari Subuh ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, terlihat hadir para pejabat daerah, tokoh masyarakat, ulama setempat, serta para pengurus masjid. Kehadiran mereka seolah menjadi saksi bahwa semangat kebersamaan ini telah menyebar dan diterima dengan tangan terbuka.

“Kegiatan ini adalah wujud nyata dari kolaborasi pemerintah dan masyarakat untuk memakmurkan masjid,” ujar Bupati Haili Yoga. Memakmurkan masjid bukan hanya dengan mengisi saf shalat, tetapi juga dengan membuat keberadaan masjid terasa manfaatnya bagi masyarakat sekitar.

Gerakan ini, menurutnya, adalah sebuah panggilan. Panggilan untuk mengembalikan masjid pada fitrahnya sebagai pusat peradaban. Dahulu, masjid adalah tempat belajar, tempat menyelesaikan masalah, dan tempat berkumpulnya para pemimpin. Sekarang, di tengah tantangan zaman, masjid harus kembali mengambil peran sentral tersebut, menjadi benteng moral dan sosial bagi masyarakat.

Dadek, selaku Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Baitul Iman, menyambut hangat gagasan Bupati Haili Yoga. “Kami sangat bersyukur dan bangga dengan visi Bapak Bupati. Selama ini, kami memang fokus pada kegiatan ibadah, namun gagasan beliau membuka mata kami bahwa masih banyak yang bisa kami lakukan,” ungkap Dadek dengan mata berbinar.

Menurut Dadek, ide ini adalah jawaban atas pertanyaan yang selama ini ada di benak para pengurus masjid. Bagaimana caranya agar masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi tempat yang dirindukan oleh seluruh masyarakat, terutama mereka yang hidup dalam kesulitan.

“Bapak Bupati memberikan kami semangat baru. Kami melihat bahwa masjid kami kini punya peran yang lebih luas, menjadi harapan bagi mereka yang membutuhkan,” tambah Dadek, penuh optimisme.

Perjalanan pulang dari Safari Subuh itu menyisakan kesan mendalam. Sebuah pesan yang dibawa dari mimbar masjid, bahwa kebaikan sejati adalah kebaikan yang tidak hanya dirasakan oleh diri sendiri, tetapi juga oleh orang-orang di sekitar kita. Dan masjid, dengan kubahnya yang menjulang, adalah saksi bisu dari semua kebaikan itu.